Yaa, saya adalah salah
satu dari sekian banyak orang yang saat ini sedang merantau. Perjalanan merantau saya
dimulai sejak duduk di bangku SMA. Mungkin banyak di luar sana yang telah
merantau sebelum SMA atau bahkan mempunyai pengalaman yang sama dengan saya?
Saya sendiri merantau masih di sekitar Pulau Jawa Tengah, Timur, dan Jawa Barat. Dari ketiga daerah itu aja keberagaman budaya, gaya hidup, bahasa, rasa makanan dll sudah berbeda-beda. Bagaimana dengan kalian yang sedang atau telah mempunyai
pengalaman merantau di luar Pulau Jawa atau bahkan Luar Negeri? Tentunya kalian
mempunyai pengalaman seru, unik dan berbeda dengan yang saya alami bukan?
Sedikit cerita, saya
berasal dari kota Magelang. Sebuah kota kecil yang bisa dibilang kota berbukit atau
terletak di antara bukit. Yaa, karena kota kelahiran saya yang masih cukup sejuk
ini rata – rata mempunyai jalan naik turun dan banyak belokan.
Yogjakarta menjadi kota
tujuan pertama sekaligus awal dari perjalanan merantau saya. Di kota pelajar
ini, saya melanjutkan sekolah di SMA Stella Duce 1, sekolah homogen dimana
siswanya menggunakan rok semua alias cewek semua. Aneh? Seru? Kocak? Gila?
Semua lengkap saya dapat di sekolah ini.
Jogja juga menjadi kota
pertama pengalaman saya merasakan keluar dari rumah dan tinggal di kos. Meski
kos saya dijaga oleh om kos yang galak dengan peraturanya yang super ketat, tapi
saya sangat menikmati pengalaman pertama saya untuk bisa mengatur dan
bertanggung jawab terhadap kehidupan saya sendiri.
Di sini saya juga
belajar adaptasi dengan lingkungan dan teman – teman sekolah yang semuanya
baru, gak ada teman dekat SMP saya yang juga sama – sama sekolah di SMA Stece kala itu. Jadi saya harus mencari teman
baru di sana dengan bahasa, gaya bergaul, dan budaya yang sedikit berbeda dari Magelang.
Hal inilah yang selalu memberi warna di perjalanan merantau saya hingga hari
ini, selalu belajar menyesuaikan diri saat berpindah tempat tapi tetap menjaga
prinsip – prinsip yang dipegang secara pribadi.
Ada pepatah mengatakan : merantaulah agar kamu tahu bagaimana
rasanya rindu dan harus pulang.
Kelihatannya sederhana
ya kata – kata itu, karena jarak Jogja-Magelang dapat ditempuh hanya dalam
waktu 1 jam saja. Kalau kangen rumah, cukup pesan travel, satu jam kemudian
saya sudah bisa kembali mencium sejuknya kota Magelang dan makan masakan rumah.
Lulus dari bangku SMA,
saya melanjutkan kuliah di Kota Surabay yang berarti jarak tempuh semakin
jauh dari rumah dan orang tua. Untuk pulang ke rumah, saya harus menghabiskan
waktu 5-6 jam dengan menggunakan kereta api atau satu jam waktu tempuh
menggunakan pesawat. Maka konsekuensinya adalah saya harus keluar lebih banyak
biaya jika ingin pulang. Jadi saat kuliah saya hanya pulang 6 bulan sekali saat
liburan semester saja.ghgh
Sekarang di usia 24th
ini saya berkesempatan merantau dan bekerja di Ibukota. Salah satu kota tujuan
impian saya sejak SMA, Ibukota yang terkenal lebih galak dari ibu tiri ini
ternyata memang apa adanya begitu. Jakarta membuat waktu terkuras habis!
Selain dari tingkat
kemacatean yang luar biasa, pekerjaan berasa gak ada habisnya meski sudah
lembur – lembur, dan itu semua membuat waktu istirahat menjadi berkurang.
Tak hanya waktu
istirahat berkurang, pola hidup di Jakarta seakan membuat kita susah untuk
mempunyai kehidupan di luar pekerjaan. Waktu untuk mengobrol bersama keluarga
by phone, atau chatt saja sangat susah, kesibukan juga membuat hubungan dengan kawan
lama menjadi terasa renggang karena kurangnnya komunikasi. Mau berkumpul dengan
kawan lama yang sekota bahkan tinggal berdekatan aja terasa sulit.
Tapi justru itulah
serunya hidup di Jakarta! Berarti kita dituntut untuk lebih bijak lagi dalam membagi
waktu dan menentukan prioritas dalam kehidupan kita agar menjadi lebih seimbang.
Saya memang masih jauh dari sempurna dalam hal itu, tapi saya mencoba untuk
itu.
Itulah pula yang
menjadikan hidupmu terasa bewarna, karena kamu masih bisa merasakan naik
turunnya roda kehidupan. Menurut saya hidup akan terasa hambar dan datar jika tak
ada sesuatu yang membuatmu terus begerak.
Di luar
waktu yang terbatas, macetnya lalu lintas dan pekerjaan yang banyak, masih
banyak dari Jakarta yang tentunya berpengaruh secara pribadi dalam proses
menuju dewasa.
Nantinya
di sini, saya ingin berbagi pengalaman apa saja yang
saya temukan di Jakarta, dan juga mungkin perbandingan saat saya tinggal di
kota – kota sebelumnya. Harapannya, semoga blog ini dapat menjadi sarana
saling berbagi hal positif yang bisa bermanfaat. Terlebih yang terpenting
semoga dapat terus menulis! Yuk saling berbagi :D
