Jumat, 30 Juni 2017

Merantau

Yaa, saya adalah salah satu dari sekian banyak orang yang saat ini sedang merantau. Perjalanan merantau saya dimulai sejak duduk di bangku SMA. Mungkin banyak di luar sana yang telah merantau sebelum SMA atau bahkan mempunyai pengalaman yang sama dengan saya?

Saya sendiri merantau masih di sekitar Pulau Jawa Tengah, Timur, dan Jawa Barat. Dari ketiga daerah itu aja keberagaman budaya, gaya hidup, bahasa, rasa makanan dll sudah berbeda-beda. Bagaimana dengan kalian yang sedang atau telah mempunyai pengalaman merantau di luar Pulau Jawa atau bahkan Luar Negeri? Tentunya kalian mempunyai pengalaman seru, unik dan berbeda dengan yang saya alami bukan?

Sedikit cerita, saya berasal dari kota Magelang. Sebuah kota kecil yang bisa dibilang kota berbukit atau terletak di antara bukit. Yaa, karena kota kelahiran saya yang masih cukup sejuk ini rata – rata mempunyai jalan naik turun dan banyak belokan.

Yogjakarta menjadi kota tujuan pertama sekaligus awal dari perjalanan merantau saya. Di kota pelajar ini, saya melanjutkan sekolah di SMA Stella Duce 1, sekolah homogen dimana siswanya menggunakan rok semua alias cewek semua. Aneh? Seru? Kocak? Gila? Semua lengkap saya dapat di sekolah ini.

Jogja juga menjadi kota pertama pengalaman saya merasakan keluar dari rumah dan tinggal di kos. Meski kos saya dijaga oleh om kos yang galak dengan peraturanya yang super ketat, tapi saya sangat menikmati pengalaman pertama saya untuk bisa mengatur dan bertanggung jawab terhadap kehidupan saya sendiri.

Di sini saya juga belajar adaptasi dengan lingkungan dan teman – teman sekolah yang semuanya baru, gak ada teman dekat SMP saya yang juga sama – sama sekolah di  SMA Stece kala itu. Jadi saya harus mencari teman baru di sana dengan bahasa, gaya bergaul, dan budaya yang sedikit berbeda dari Magelang. Hal inilah yang selalu memberi warna di perjalanan merantau saya hingga hari ini, selalu belajar menyesuaikan diri saat berpindah tempat tapi tetap menjaga prinsip – prinsip yang dipegang secara pribadi.

Ada pepatah mengatakan : merantaulah agar kamu tahu bagaimana rasanya rindu dan harus pulang.

Kelihatannya sederhana ya kata – kata itu, karena jarak Jogja-Magelang dapat ditempuh hanya dalam waktu 1 jam saja. Kalau kangen rumah, cukup pesan travel, satu jam kemudian saya sudah bisa kembali mencium sejuknya kota Magelang dan makan masakan rumah.

Lulus dari bangku SMA, saya melanjutkan kuliah di Kota Surabay yang berarti jarak tempuh semakin jauh dari rumah dan orang tua. Untuk pulang ke rumah, saya harus menghabiskan waktu 5-6 jam dengan menggunakan kereta api atau satu jam waktu tempuh menggunakan pesawat. Maka konsekuensinya adalah saya harus keluar lebih banyak biaya jika ingin pulang. Jadi saat kuliah saya hanya pulang 6 bulan sekali saat liburan semester saja.ghgh

Sekarang di usia 24th ini saya berkesempatan merantau dan bekerja di Ibukota. Salah satu kota tujuan impian saya sejak SMA, Ibukota yang terkenal lebih galak dari ibu tiri ini ternyata memang apa adanya begitu. Jakarta membuat waktu terkuras habis!

Selain dari tingkat kemacatean yang luar biasa, pekerjaan berasa gak ada habisnya meski sudah lembur – lembur, dan itu semua membuat waktu istirahat menjadi berkurang.

Tak hanya waktu istirahat berkurang, pola hidup di Jakarta seakan membuat kita susah untuk mempunyai kehidupan di luar pekerjaan. Waktu untuk mengobrol bersama keluarga by phone, atau chatt saja sangat susah, kesibukan juga membuat hubungan dengan kawan lama menjadi terasa renggang karena kurangnnya komunikasi. Mau berkumpul dengan kawan lama yang sekota bahkan tinggal berdekatan aja terasa sulit.

Tapi justru itulah serunya hidup di Jakarta! Berarti kita dituntut untuk lebih bijak lagi dalam membagi waktu dan menentukan prioritas dalam kehidupan kita agar menjadi lebih seimbang. Saya memang masih jauh dari sempurna dalam hal itu, tapi saya mencoba untuk itu.

Itulah pula yang menjadikan hidupmu terasa bewarna, karena kamu masih bisa merasakan naik turunnya roda kehidupan. Menurut saya hidup akan terasa hambar dan datar jika tak ada sesuatu yang membuatmu terus begerak.
Di luar waktu yang terbatas, macetnya lalu lintas dan pekerjaan yang banyak, masih banyak dari Jakarta yang tentunya berpengaruh secara pribadi dalam proses menuju dewasa.
Nantinya di sini, saya ingin berbagi pengalaman apa saja yang saya temukan di Jakarta, dan juga mungkin perbandingan saat saya tinggal di kota – kota sebelumnya. Harapannya, semoga blog ini dapat menjadi sarana saling berbagi hal positif yang bisa bermanfaat. Terlebih yang terpenting semoga dapat terus menulis! Yuk saling berbagi :D